Selasa, 07 Juni 2011

SKIZOAFEKTIF


Adalah terdapatnya atau adanya skizofrenia dan gejala gangguan afektif sama-sama menonjol pada saatnya bersamaan atau dalam beberapa hari dalam satu yang sesatu lain. Tetapi masih dala satu episode penykit yang sama.
Diagnostik ini tidak ditegakan untuk pasien yang menampilkan gejala skizofrenia dan gangguan afektif tetapi dalam episode penyakit yang berdeda.

1.   GANGGUAN WAHAM
Kriteria diagnostik:
1. Waham merupakan satu-satunya ciri yang khas atau gejala yang paling mencolok, waham tersebut harus sudahh ada sedikitnya 3 bulan lamanya.
2. Gejala-gejala depresif mungkioin saja terjadi secara intermiten, dengan syarat bahwa waham tersebut menetap pada saat tidak terdapat gangguan afektif ini.
3.  Tidak boleh ada bukti tentang adanya penyakit otak
4. Tidak ada halusinasi pendengaran atau hanya kadang-kadang saja ada dan bersifat sementara.

2.  GANGGUAN PSIKOTIK AKUT dan SEMENTARA
Kriteria diagnostik:
1.Konsep yang akut dimana dalam waktu 2 minggu atau kurang,gejala-gejala psikotik menjadi nyata dan menganggu sedikitnya beberapa aspek kehidupan dan pekerjaan sehari-hari.
2.Adanya gejala-gejala yang khas yaitu beraneka ragam dan berubah dengan cepat
3. Bisa didahului oleh penyebab tertentu tetapi bisa juga tanpa penyebab tertentu.

3.  GANGGUAN MOOD /SUASANA HATI
Kelainana fundamental dari kelompok ini ialah perubahan suasana hati biasanya kearah depresi atau kearah relasi.
1.  Mania tanpa gejal psikotik
Kriteriadiagnostik:
þ  Episode harus berlangsung sekurang-kurangnya satu minggu dan  cukup berat sehingga mengganggu seluruh atau hampir seluruh pekerjaan atau aktivitas sosial yang biasa dilakukan.
þ  Perubahan mood harus disertai dengan energi yang bertambah sehingga aktivitas berlebihan,percepatan dan kebanyakan bicara,kebutuhan tidur yang berkurang, ide-ide kebesaran dan terlalu optimis.
2. Mania dengan gejala psikotik
Kriteria diagnosa:
þ  Ide-ide kebesaran dapat berkembang menjadi waham kebesaran dan kecurigaan berkembang menjadi waham kejaran.
3.  Episode depresi
þ  Gejala utama  pada episode depresi ialah: mood yang depresif, kehilangan minat dan kegembiraan, kekuraga energi yang menyebabkan rasa mudah lelah dan menurunnya aktivitas.
þ  Gejala lainnya: konsentrasi berkurang, kepercayaan diri berkurang, rasa bersalah dan rasa tidak berguna, pandanagn masa depan yang suram dan pesimis, pikiran-pikiran untuk membahayakan diri atau bunuh diri, tidur kebanyaka atau sedikit, nafsu makan bisa berkurang atau sebliknya bisa meningkat.
J Episode depresi ringan
Kriteria diagnosa:
ü  Sekurang-kurangnya harus ada dari gejala utama seperti diatas
ü  Ditambah sekurang-kurangnya 2 gejala lainnya
ü  Berlangsung sekurang-kurangnya 2 minggu
ü  Hanya sedikit kesulitan dalam pekerjaan dan kegiatan sosial yang biasa dilakukan.
J Episode depresi sedang
Kriteia diagnostik:
ü  Sekurang-kurangnya harus ada 2 gejala utama
ü  Ditambah sekurang-kurangnya 3/4 dari gejala lainnya
ü  Berlangsung paling sedikit 2 minggu
ü  Menghadapi kesulitan nyata untuk melakukan pekerjaan, kegiatan sosial dan rumah tangga.
J Episode depresi berat
v Tanpa gejala psikotik
Kriteria diagnostik:
þ  Harus ada 3 gejala utama depresi
þ  Ditambah sekurang-kurangnya 4 gejala lainnya
þ  Paling sedikit berlangsung 2 minggu, akan tetapi jika gejala sangat berat diagnosa dapat ditegakan walaupun gejala kurang dari 2 minggu.
þ  Pasien sama seklai tidak mampu menjjalankan pekerjaan, kegiatan sosial dan urusan rumah tangga, kecuali pada taraf yang sangat terbatas.
v Terdapat gejala psikotik
Kriteria diagnostik:
þ  Ditambah dengan waham, halusinasi dan stupor depresi. Waham biasanya melibatkan ide tentang dosa, kemiskinan dan pasien merasa bertanggung jawab atas hal itu, halusinasi pendengaran biasanya terdenagr seperti suara menghina.

4.        GANGGGUAN AFEKTIF BIPOLAR
  Gangguan ini pada waktu tertentu bisa terjadi peningkatan afek disertai penambhan energi dan aktivitas sementara pada waktu lain terjadi penurunan afek disertai pengurangan energi dan akivitas, biasanya didahului oleh episode manik yang berlangsung antara 2 minggu sampai 5 bulan kemudian berganti dengan episode depresi yang berlangsung sekitar 6 bulan. Diantar 2 episode manik dan depresi biasanya ada penyembuhan sempurna.
Gangguan afektif bipolar hipomanik
Kriteria diagnosa:
þ  Memenuhi kriteria hipomania
þ  Pada masa lalu ada sekurang-kurangnya satu episode manik aatu depresi
Gangguan ini ada gejala psikotik dan tanpa gejala psikotik .
Gangguan afektif bipolar dengan gejala berat tanpa gejala psikotik, kriteria diagnosanya ialah:
þ  Episode yang sekarang harus memenuhi kriteria untuk episode depresi berat
þ Harus ada sekurang-kurangnya satu episode hipomanik atau maik di masa lalu.

PSIKOTROPIK


Psikotropik ialah obat yang mempengaruhi pikiran, perasaan dan perilaku.
Ada 4 kelompok dasar :
B  Anti Psikosis
B  Antidepresin
B  Antimania
B  Anti cemas
1.      Anti Psikosis
Anti psikosis dibagi menjadi 2 :
ü Tipikal
©    Fenotiazin: Chlorpromazin
Efek farmakologi Chlorpromazin, meliputi efek pada susunan saraf pusat, sistem otonom, dan sistem endokrin. Chlorpromazin banyak digunakan dalam sehari-hari. Pada susunan saraf pusat Chlorpromazin menimbulkan efek sedasi yang disertai sikap acuh tak acuh terhadap rangsang dari lingkungan. Pada pemakaian lama dapat timbul toleransi terhadap efek sedasi. Berbeda dengan barbiturat, Chlorpromazin tidak dapat mencegah timbulnya kompulsi akibat rangsang listrik, maupun rangsang oleh obat.
Semua delifat senitiasin memperngaruhi ganglia basa sehingga menimbulkan gejala parkinson. Chlorpromazin dapat mengurangi atau mencegah muntah yang disebabkan rangsangan pada Chemoreceptor Trigger Zone (CTZ). Pada dosis berlebihan, semua deliratsenotiazin dapat menyebabkan gejala ekstra piramidal, yang terutama terlihat ialah akatisia dan parkinson. Sedangkan sindrom Neuroleptik Malignan jarang terjadi.
Gejala yang bisa timbul setelah pengobatan berbulan-bulan atau bertahun-tahun adalah tremor (tangan gemetar). Chlorpromazin mempunyai efek samping terhadap sistem reproduksi pada wanita dapat terjadi aminore (tidak haid), galaktore, peningkatan libido, sedangkan pada laki-laki bisa terjadi penurunan libido dan ginekomasti.
Pada sistem kardiovaskuler, Chlorpromazin dapat menyebabkan terjadinya hipotensi ortostatik dan peningkatan denyut nadi. Efek ini diperkirakan karena efek otonom dari Chlorpromazin.
Kebanyakan antipsikosis diabsorbsi sempurna, sebagian di antaranya mengalami metabolisme. Chlorpromazin tersedia dalam bentuk tablet dengan dosis 25mg dan 100mg. Selain itu juga tersedia dalam bentuk larutan suntik dengan dosis 25mg dalam 1ml larutan. Indikasi utamanya untuk pengobatan psikosis
©    Golongan Lain: Haloperidol
Pada susunan saraf pusat, Haloperidol bersifat menenangkan dan menyebabkan tidur pada orang yang mengalami epsitasi. Efek sedatif Haloperidol kurang kuat dibanding chlorpromazin. Pada saraf otonom, efek Haloperidol lebih lemah di banding anti psikotik lain namun demikian Haloperidol dapat menyebabkan pandangan kabur.
Pada sistem kardiovaskuler Haloperidol juga dapat menyebabkan hipotensi tetapi tidak sehebat obat chlorpromazin. Haloperidollebih sering menimbulkan gejala ekstra piramidal, terutama pada pasien berusia muda. Pengobatan dengan Haloperidol harus dimulai dengan hati-hati.
Haloperidol sebaiknya tidak diberikan pada wanita hamil. Haloperidol tersedia dalam bentuk tablet dengan dosis 0,5; 1,5; dan 5 mg. Juga tersedia dalam bentuk larutan dengan dosis 1 ml dalam 1 ml dan 5 ml dalam 1 ml. Indikasi utamanya ialah untuk pengobatan psikosis. Gejala ekstrapiramidal ialah jalan seperti robot, mata melotot, berbicara pelo, suka keluar air liur, cadel, gangguan gerak.
ü Atipikal
©    Klozapin
Merupakan antipsikotik atipikal pertama dengan potensi yang kuat. Disebut atipikal karena obat ini hampir tidak menimbulkan efek ekstrapiramidal. Klozapin efektid untuk mengatasi gejala-gejala psikosis dan skizofrenia. Baik gejala positif maupun gejala negatif. Efek klozapin sudah terlihat dalam waktu 2 minggu diikuti perbaikan secara bertahap pada minggu-minggu berikutnya.
Obat ini hanya digunakan untuk pengobatan pasien yang resisten terhadap obat lain. Obat ini sangat cocok untuk pasien yang menunjukkan gejala ekstrapiramidal yang berat oleh pemberian antipsikosis tipikal berlebihan.
Namun karena klozapin dapat menimbulkan agranulositosis kadar segmen leukosit menurun (depresi berat) maka pemakaiannya hanya pada pasien yang resisten terhadap obat lain. Pasien yang di beri klozapin harus dipantau jumlah terkaitnya setiap minggu. Klozapin tersedia dalam bentuk tablet dengan dosis 25mg dan 100mg.
©    Olanzapin
Indikasi utama olanzapin adalah untuk pengobatan skizofrenia dan juga digunakan sebagai anti maniak. Meskipun strukturnya mirip dengan klozapin, olanzapin tidak menyebabkan agranulositosis seperti klozapin.
Efek samping yang sering dilaporkan peningkatan berat badan, hiperglikemik, hiperlipidemi. Olanzapin tersedia dalam bentuk tablet dengan dosis 5 dan 10 mg. Juga tersedia dalam larutan untuk suntikan 10 mg.
©    Risperidone
Indikasi risperidone untuk terapi skizofrenia. Baik untuk gejala positif maupun gejala negatif. Disamping itu juga digunakan untuk gangguan bipolar dan depresi berat yang di sertai psikosis. Efek samping yang ditimbulkan somnolen, mual, muntah, peningkatan berat badan, hiperprolaktimin, dan gejala ekstrapiramidal. Umumnya efek samping ekstrapiramidal umumnya lebih ringan dibanding dengan antipsikosis tipikal.
Risperidone tersedia dalam bentuk tablet dengan dosis 1 mg, 2 mg, 3 mg. Juga tersedia dalam bentuk larutan untuk injeksi dengan dosis 50 mg dalam 5 ml.

Kamis, 02 Juni 2011

ILMU PSIKIATRI

Psikiatri


Psikiatri adalah suatu cabang ilmu kedokteran yang mempelajari aspek kesehatan jiwa serta pengaruhnya timbal balik terdapat fungsi-fungsi fisiologis organo-biologis tubuh manusia. Sebagai suatu cabang ilmu kedokteran, ilmu psikiatri tidaklah berdiri sendiri, melainkan selalu berkolaborasi dan segala aspeknya selalu berkaitan dengan cabang-cabang ilmu kedokteran lainnya, misalnya dengan cabang ilmu saraf (Neurologi) dan ilmu penyakit dalam (Internal Medicine).
Ilmu psikiatri dibangun atas 4 fondasi dasar, yaitu:
  1. Dimensi Organo-biologis yaitu aspek pengetahuan tentang organ-organ tubuh serta fungsi fisiologis tubuh manusia khususnya yang berkaitan langsung dengan aspek kesehatan jiwa (seperti Sistem Susunan Saraf Pusat)
  2. Dimensi Psiko-edukatif yaitu aspek pengetahuan tentang perkembangan psikologis manusia serta pengaruh pendidikan-pengajaran terhadap seorang manusia sejak lahir hingga lanjut usia.
  3. Dimensi Sosial-Lingkungan yaitu aspek pengetahuan tentang pengaruh kondisi sosial-budaya serta kondisi lingkungan kehidupan terhadap derajat kesehatan jiwa manusia.
  4. Dimensi Spiritual-Religius yaitu aspek pengetahuan tentang pengaruh taraf penghayatan dan pengamalan nilai-nilai spiritual-religius terhadap derajat kesehatan jiwa manusia.
Akhir-akhir ini di Indonesia semakin berkembang pendekatan terapi psikiatris model Kesehatan Jiwa Islami berdasarkan AlQur`an dan Hadits SAW, menggantikan metode terapi usang psikiatri sekuler-atheistik. Perkembangan mutakhir adalah suksesnya penyelenggaraan Kongres Nasional Ke-1 Kesehatan Jiwa Islam di Kota Solo bulan Juli 2006 yang lalu.