Rabu, 08 Juni 2011

Insomnia

Apakah Anda sering mengalami kesulitan tidur? Apakah Anda bangun pada tengah malam dan tidak dapat tidur kembali? Setelah bangun tidur, Anda masih mengantuk sepanjang hari, bukan? Jika demikian, Ana salah satu penderita insomnia.
Apa penyebab insomnia?
Insomnia adalah buruknya kualitas tidur karena satu atau lebih berikut: kesulitan tidur, bangun lebih sering sepanjang malam dan sulit kembali tidur, bangun lebih pagi dan terjada di malam hari namun tidak dapat kembali tidur. Ada dua jenis insomnia, yaitu insomnia kronis dan insomnia sesaat (transient dan intermittent) Biasanya insomnia diakibatkan stres, perubahan hormon, adanya gangguan atau nyeri tubuh dan pengobatan tertentu. Insomnia yang terjadi dalam tiga malam atau lbih dalam seminggu dalam jangka waktu sebulan dianggap sebagai insomnia kronis. Salah satu penyebab insomnia kronis adalah depresi.

Penyebab lain
Artritis, penyakit ginjal, gangguan hati, asma, penyakit parkinson, hipertiroid serta gangguan tidur lain (narkolepsi, sleep apnea). Insomnia kronis juga dipengaruhi faktor perilaku, seperti penggunaan yang salah terhadap kafein, alkohol, melakukan aktivitas malam dan menerita stres yang kronis.

Sedangkan insomnia sesaat disebabkan stres, gangguan lingkungan, suhu yang ekstrim, perubahan lingkungan sekitar, masalah skedul tidur ataupun efek samping pengobatan. Insomnia sesaat (transient dan intermittent) tidak membutuhkan perawatan khusus karena beberapa hari keudian tidur Anda akan kembali normal.

Biasanya penderita insomnia adalah para senior. Mereka mengalami kesulitan tidur atau bahkan tidak bisa tidur sama sekali. Sekitar 12-25 persen orang lanjut usia dilaporkan menderita insomnia kronis, namun hanya kurang dari 15% yang melakukan terapi.

Beberapa perilaku yang dapat menyebabkan Anda menderita insomnia abadi, yaitu:
* Mengkonsumsi kafein berlebihan
* Minum alkohol sebelum tidur
* Merokok sebelum tidur
* Tidur siang berlebihan di siang atau sore jari
* Gangguan tidur secara berulang atau tidak teratur

Tip tidur nyenyak
* Membuat jadwal tidur
* Melakukan olahraga selama 20-30 menit setiap hari
* Olahraga 5-6 menit sebelum tidur
* Hindari kafein, nikotin dan alkohol
* Relaks sebelum tidur seperti mandi air hangat, membaca atau melakukan kegiatan relaks untuk memudahkan tidur.


http://www.susukolostrum.com/artikel-kesehatan/kesehatan-jiwa/seputar-insomnia.html

Depresi berat masih bisa di sembuhkan

Penderita depresi berat jika tidak segera ditangani secara serius dapat menyebabkan kematian. Penderita gangguan mental ini sebagian besar mengakhiri hidupnya dengan cara bunuh diri.
Pada umumnya penderita depresi berat mengalami sukar merasa bahagia dan konsentrasi cepat buyar. Gejala psikis ini sering disertai dengan gejala fisik, seperti misalnya penurunan berat badan atau berat badan malahan bertambah drastis.

Gangguan pola tidur juga merupakan tanda seseorang mengalami proses depresi. Motivasi dan produktivitas kerja pada gilirannya mengalami pengurangan. Biasanya penderita depresi berat akan menjauh dari linkungan keluarga. Mereka menarik diri dari lingkungan sosial dan pada akhirnya tidak dapat melakukan tugas dan pekerjaan.

Selain gejala di atas juga disebutkan tanda-tanda lain seseorang menderita depresi berat, antara lain:

Rasa gelisah yang berlebihan,

Perlambatan gerakan motorik,

Perasaan tidak berguna dan gampang putus asa,

Gangguan seksual, serta

Munculnya pikiran dan keinginan tentang kematian dan bunuh diri.

Dua Penyebab Depresi

Ada dua penyebab depresi. Pertama adalah faktor biologis, termasuk faktor genetik. Kedua,
adalah faktor psikososial.

Faktor biologis misalnya karena sakit, pengaruh hormonal, atau depresi pascamelahirkan. Sedang faktor psikososial misalnya konflik pribadi atau interpersonal, masalah eksistensi atau masalah keluarga. Depresi, gangguan suasana perasaan atau mood sering dianggap sebagai masalah pribadi dan bukan sebagai penyakit.

Para pakar menilai depresi sebagai gangguan pada otak yang harus mendapat perawatan serius. Salah satu hipotesa menyebutkan, depresi disebabkan gangguan regulasi neurotransmitter dalam otak. Neurotransmitter atau sel kimia dalam otak antara lain bertanggung jawab mengendalikan gangguan alam perasaan pada manusia.

Bila gangguan neurotransmitter, norepinephrin dan serotonin di jaringan otak dikoreksi dengan pemberian zat anti depresan kepada penderita, pasien depresi dapat disembuhkan. Terapi dengan obat antidepresan ini disebut farmakoterapi. Biasanya, terapi ini makan waktu dan hasilnya tidak langsung tampak.

Namun, obat antidepresan kadang membawa efek samping seperti mulut kering, sakit kepala, rasa mual, dan rasa mengantuk atau sedasi pada pasien.

Meditasi dan relaksasi sebenarnya dapat mengurangi ketegangan dan depresi, karena merangsang otak untuk beristirahat. Selain itu, olah raga dan yoga juga efektif dalam menanggulangi fase depresi. Meditasi dan relaksasi, olahraga, dan yoga ini terbukti ampuh dan hemat biaya untuk proses penyembuhan depresi, bahkan yang berat sekalipun.


http://www.susukolostrum.com/artikel-kesehatan/kesehatan-jiwa/seputar-insomnia.html

Sulit Tidur Tanda Awal Depresi

Derap kesibukan di kota besar, serba cepat, cenderung tidak mengenal waktu dan sangat kompleks serta padat membuat orang-orang di kota besar cenderung lebih rawan mengalami gangguan depresi, apalagi jika dibandingkan dengan kehidupan orang di desa.
Parahnya lagi adalah gangguan kejiwaan yang satu ini berkaitan dengan ketahanan seseorang terhadap stres. Sementara, orang dari daerah yang pindah ke kota -untuk sekolah atau bekerja- harus pintar-pintar menyesuaikan diri. Masa adaptasinya tiga bulan. Jika dalam jangka waktu tersebut sukses hidup di perkotaan tanpa kehilangan jati dirinya, ke depan dia akan mudah menjalani hidup di kota besar.

Sementara, ada beragam gejala depresi. Tahap ringan umumnya ditunjukkan dengan susah tidur dan malas makan. Selain itu, orang yang biasanya mudah bergaul menjadi pendiam. Sehingga, dia suka mengurung diri atau mengisolasi diri. Bisa juga menjadi anhedonia (kehilangan minat). Sedangkan tahap sedang terjadi saat pengidap depresi mulai ada keinginannya untuk mengakhiri hidupnya. Tahap berat terjadi jika seseorang mulai memikirkan cara dan sarana untuk melakukan bunuh diri. Berhati-hatilah, perhatikan diri Anda!

Jika seseorang mulai menceritakan rencana untuk bunuh diri, maka sebaiknya orang sekitar harus tanggap.  Kalau sudah begitu, kerabat atau sahabat berusaha mengarahkan orang itu untuk berpikiran positif. Kalau tidak mampu, harus diajak untuk konsultasi ke psikolog atau psikiater.

Ada beberapa solusi mencegah depresi memberat. Jika jenuh dengan lingkungan kerja, tak ada salahnya beristirahat atau cuti. Mungkin, perlu wisata ke tempat favorit bersama keluarga atau teman. Jika depresi karena kedodoran dengan ritme kerja, solusinya membuat jadwal secara sistematis. Kalau terjadwal dengan baik, hidup lebih teratur dan enak. Yang tak kalah penting adalah selalu berpikiran positif. Itu dilihat dari sisi mental. Kalau dari sisi fisik, cukupi nutrisi.

Apalagi, hampir semua makanan antidepresi rasanya enak. Antara lain, cokelat, es krim, susu hangat, teh chamomile, pisang, avokad, kismis, dan sayuran hijau yang segar.

Ada banyak sekali zat yang terkandung dalam cokelat. Salah satunya, merangsang keluarnya endorpin. Endorpin meningkatkan rasa gembira dan mengurangi stres. Kalsium dan magnesium yang terkandung dalam es krim, kismis, avokad, pisang, dan susu juga menguntungkan. Efeknya, menenangkan, mengurangi ketegangan otot, menurunkan tekanan darah, memperbaiki tidur, dan relaksasi.

Sayuran hijau kaya vitamin B. Vitamin ini adalah elemen yang membantu pembuatan hormon penenang seperti serotonin dan dopamin. Kekurangan vitamin B6 membuat orang mudah nervous, lekas marah, bahkan depresi.


http://www.susukolostrum.com/artikel-kesehatan/kesehatan-jiwa/seputar-insomnia.html

Skizofrenia dan Gejalanya


Skizofrenia merupakan bentuk psikosis fungsional paling berat, dan menimbulkan disorganisasi personalitas yang terbesar. Dalam kasus berat, pasien tidak mempunyai kontak dengan realitas, sehingga pemikiran dan perilakunya abnormal. Perjalanan penyakit ini secara bertahap akan menuju ke arah kronisitas, tetapi sekali-kali bisa timbul serangan. Jarang bisa terjadi pemulihan sempurna dengan spontan dan jika tidak diobati biasanya berakhir dengan personalitas yang rusak — “cacat”. Keadaan ini pertama kali digambarkan oleh Kraepelin pada tahun 1896 berdasarkan gejala dan riwayat alamiahnya. Kraepelin, menamakannya dementia prekoks. Pada tahun 1911 Bleuler menciptakan nama skizofrenia untuk menandai “terbelahnya” atau putusnya fungsi psikis, yang menenfukan sifat penyakit ini. Ada perbedaan internasional dalam kriteria diagnostik, terutama antara Eropa dan AS, serta banyak psikiater sekarang mengatakan “skizofrenia” sebagai suatu kelompok kelainan yang saling berkaitan.
Statistik
Perkiraan risiko skizofrenia pada suatu waktu tertentu 0,5-1 persen. Sebesar 15 persen penderita yang masuk rumah sakit jiwa merupakan pasien skizofrenia, 45 persen populasi rumah sakit jiwa adalah pasien skizoprenia, dan sebagian besar pasien skizoprenia akan tinggal di rumah sakit untuk waktu yang lama. Pria lebih sering daripada wanita dan kebanyakan dimulai sebelum usia 30 tahun.
Gejala Skizofrenia
Gejala yang timbul sangat bervariasi tergantung pada tahapan perjalanan penyakitnya. Ada gejala yang dapat ditemukan dalam kelainan lain, ada yang paling sering timbul pada skizofrenia gejala inilah yang merupakan tanda utama diagnosis.
Kelainan pikiran
Lebih mengarah pada bentuk ketimbang isi: kelainan pikiran formal. Pikirannya berbelit-belit dan menyebar. Hubungan normal antara satu ide dengan ide lain terputus (pikiran ‘knight’s move’). Pasien mungkin mengalami blok pikiran mendadak (penghambatan pikiran). Pikiran konkrit (tidak mampu berpikir abstrak) mungkin terlihat jika pasien diminta memberikan arti umum suatu pribahasa yang sudah dikenal. Pikirannya terganggu oleh gangguan terra personal (autistik atau dereistik) dan oleh ketidak-mampuan untuk memilih pikiran (pikiran ‘overinclusive’).
Kelainan emosi
Reaksi emosi dan afek yang tidak tepat atau tidak sesuai dengan keadaan atau pikiran pasien. Kemudian timbul penumpulan dan apati. Tanda awalnya tak adanya “rapport” yang ditemukan di saat wawancara.
Kelainan kemauan
Ada kehilangan kehendak, kelemahan dan tak ada dorongan, terlihat dari kegagalan dalam pekerjaan rumah, pelajaran dan pekerjaan. Suatu saat dapat ditemukan kekerasan hati yang berlebihan, negativisme atau suatu kepatuhan secara otomatis.
Katatonia
Kelainan gerakan mungkin timbul dalam bentuk kckakuan, gerakan yang kurang terkoordinasi serta gaya berjalan, menyeringai, sikap dan dalam kasus ekstrim, fleksibilitas serea dan ekopraksia.
Halusinasi
Dapat terjadi dalam banyak penyakit, tetapi pada skizofrenia halusinasi ditemukan dalam keadaan kesadaran yang jernih. Biasanya merupakan halusinasi pendengaran, tetapi indera sensorik lain mungkin terlibat.
Waham
Waham primer: waham yang berkembang penuh dari suatu persepsi normal, munculnya mendadak dan gangat diyakini oleh penderita.
Waham sekunder merupakan suatu keyakinan yang salah dan muncul dari gejala lain mis. pasien mungkin ‘menerangkan’ dengan yakin bahwa kelainan pemikirannya disebabkan karena ada suatu agen dari luar yang meletakkan pikiran itu atau mengacaukan pikiran di kepalanya.
Gangguan ekspresi
Kelainan pikiran dan halusinasi sering dicerminkan dalam percakapan (neologisms, word salad), tulisan tangan dibuat-buat, lukisan dan sajak yang aneh.
Penarikan diri
Sebagai akibat timbulnya gejala-gejala di atas, penarikan diri dari kontak sosial normal dan aktivitas sering merupakan gejala dini.
Daftar Pustaka
Psikiatri Oleh Catatan Kuliah
iroidisme, dan dengan demikian juga sebaliknya kalau kura...


* PA

PSIKOPATOLOGI



Psikopatologi adalah suatu ilmu yang mempelajari gejala dari gangguan jiwa. Ada dua hal yang akan dipelajari, yaitu :
         1.     Jenis-jenis gejala gangguan jiwa
         2.    Proses terjadinya gangguan jiwa
Gangguan jiwa adalah suatu jenis gangguan yang memperlihatkan gejala klinik yang ermakna yang bisa merupakan sindrom psikologik/ perilaku yang menimbulkan penderitaan pada orang yang bersangkutan dan meyebabka orang tersebut mengalami gangguan fungsi dalam bidang bio, psiko, sosio, dan kulturalnya. “Adanya gejala klinik yang bermakna, gangguan fungsi dan penderitaan”
Kelompok gangguan jiwa dalam kelompok besar :
         1.     Gangguan pikiran
         2.    Gangguan emosi/ perasaan
         3.    Gangguan presepsi
         4.    Gangguan motorik
         5.    Gangguan motorik
         6.    Gangguan bicara
         7.    Gangguan ingatan
         8.    Gangguan kesadaraan

1.     Gangguan Pikiran
   Yang terganggu adalah pikirannya dan arus pikiran dan isi pikiran, terdiri   dari :
a)  Arus pikiran :
þ  Pikiran melompat/ flying of idea
Arus pikiran dimna pikirannya cepat beralih dari 1 topik ketopik yang lainnya. Orang dengan tipe ini banyak berbicara, banyak gagasan dan rencana yang kelihatannya sangat cemerlang,tetapi tidak realistis disebut dengan penderita manik. Manik, masih bisa dimengerti arah bicaranya.
þ  Pikiran melambat/                  
Arus fikiran dimana fikirannya menjadi lambat, Bicara lambat, biasanya pasien ini kalau di tanya agak lama untuk menjawab, bila di tanya harus dilang 2 – 3 kali. Banyak pada pasien depresi berat, seperti orang yang kurang  konsentrasi.
þ  Pikiran terhalang/ thought blocking  
Arus pikiran pasien yang tiba-tiba terhenti. Pada pasien ini bila di ajak berbicara tiba tiba diam kemudian melanjutkan pembicaraan tetapi tidak nyambung dengan pembicaraan awal.
þ  Perseverasi
Jika ditanya, memberikan jawaban yang berulang-ulag terhadap pertanyaan yang dahulu.
þ  Verbigerasi
Hampir sama dengan perseverasi, Mengulang kata yang sama, etapi bedanya tidak ada hubungannya dengan yang ditanyakan.
þ  Inkoherensi
Gangguan arus pikran diamana tidak ada asosiasi kata kata. (makna kata kata hilang atau tidak nyambung).
b) Isi Pikiran :
þ  Obsesi
Suatu ide endesk ke dalam lapangan pemikiran, yang berulang-ulang dan berada dluar kemauan yang bersangkutan. Obsesi biasanya menimbulkan dorongan untuk melakukan tindakan tertentu (impuls obsesi). Hasil pemikiran yang datang berulag dan menimbulkan kecemasan disebut kompulsi. Ciri-ciri orang dengan gangguan jiwa:
ü  Menginginkan kesempurnaan
ü  Sulit menentukan keputusan
þ  Preokupasi
Pikiran dalam waktu yang lama terpusat pada fous/ siuasi tertentu, gangguan isi pikiran ini masih bisa dialihkan.
þ  Waham/ delusi
Merupakan salah 1 gejala yang sengat sering pada gangguan jiwa karena merupakan sau keyakinan yang salah tetapi dianggap/ dipercaya sebagai suau kebenaran daei yang bersangkutan dan tidak bisa digoyahkan dan tidak sesuai dengan latar belakang yang bersangkutan.
Jenis-jenis waham :
1)  Waham curiga :
L  Waham kejaran
Yang bersangkutan merasa ada orang yang bermaksud jahat kepadanya. Contohnya: merasa diguna-guna, merasa disantet, merasa ingin dibunu tetapi tanpa memiliki dasar yang realistis terhadap kepercayaannya.
L  Waham cemburu
Tanpa alasan yang jelas, dia menuduh bahwa pasangannya itu tidak setia/selingkuh.
L  Waham dituduh
Dia merasa orang-orang menuduh dan memfitnah dia, padahal tidak ada bukti.
2) Waham kebesaran
Yang bersangkutan merasa dirinya menjadi sesuatu tertentu yang tidak sesuai dengan kenyataan sebenarnya.
3) Waham cinta
Dia merasa bahwa dia dicintai oleh orang tertentu tetapi sebetulnya tidak ada sangkut pautnya oleh orang tersebut, biasanya pada kalangan-kalangan yang penting seperti : artis, orang populer, dll.
4) Waham nihilistik
Dia merasa dirinya sudah tidak bereksistensi lagi.
5) Waham dikendalikan
Dia merasa segala pikirannya dikendalikan oleh kekuatan luar.
6) Waham dosa/ bersalah
Dia merasa memiliki dosa yang sangat besar dan tidak bisa diampuni.
7) Thought Insertion
Dia merasa ada pikirannya yang ditarik oleh kekuatan luar dimasukkan kedalam otaknya.
8) Thought Drawl
Dia merasa ada pikirannya disiarkan, sehingga orang tau apa yang ada didalam pikirannya.
9) Broadcasting
Dia merasa Fikirannya di publikasikan/disiarkan sehingga orang mengetahui isi fikirannya.

2.     Gangguan persepsi
a)  Ilusi
Suatu persepsi yang salah terhadap suatu stimulus yang ada, contohnya : dia melihat wajah yang menyeramkan.
b) Halusinasi
Suatu keadaan dimana ada persepsi tanpa stimulus. Ada beberapa jenis halusinasi :
Ä  Halusinasi pendengaran (merasa mendengar sesuatu yang tidak ada)
Ä  Halusinasi penglihatan (melihat sesuatu yang tidak ada)
Ä  Halusinasi penciuman (mencium sesuatu yang tidak ada)
Ä  Halusinasi taktil (merasa ada yag menjalar ditubuhnya padahal tidak ada)
Ä  Halusinasi somatik (terjadi didalam tubuhnya).

   3. Gangguan Kesadaran
a)  Clouding of conseiusnous
Gangguan kesadaran dimana ambang kesadaran meningkat sehingga stimulus yang tadinya menimbulkan persepsi yang baik sekarang ini tidak dapat menimbulkan persepsi. Namun, jika rangsang diberikan berulang-ulang dan cukup maka yang bersangkutan dapat menangkap juga.
b) Dreamy state
Seperti keadaan bermimpi dimana terjadi penurunan kesadaran yang sebenarnya cukup ringan, tetapi disertai dengan disorientasi dan halusinasi. Gangguan kesadaran ini dapat berlangsung beberapa menit, hari, bahkan bulan. Orang-orang dengan dreamy state dapat berkelana ketempat yang jauh tanpa menyadarinya.
c)  Confusional state
Suatu gangguan kesadaran yang ciri utamanya adalah disorientasi disertai oleh kebingungan dan gangguan arus pikir.
d)  Delirium
Biasa terjadi pada penyakit infeksi dengan demam tinggi gangguan kesadaran yang gejala utamanya adalah kegelisahan motorik disertai oleh disorientasi, gangguan arus pikir, ilusi, dan halusinasi. Yang biasa ditimbulkan adalah halusinasi penglihatan.
e)  Samnolen
Gangguan kesehatan dimana terjadi gangguan kesadaran sampai seperti orang tertidur. Tetapi, masih bisa memberikan respon bila diberikan ragsang yang cukup kuat.
f)  Sopor
Gangguan kesadaran dimana terjadi gangguan kesehatn yang berat tetapi masih dapat memberi respon bila diberikan rangsang nyeri.
g)  Koma
Penurunan kesadaran yang paling berat dimana rangsangan apapun tidak akan menimbulkan respon.

4.     Gangguan Perhatian
a)    Distraktibilitas
Gangguan perhatian dimana yang bersangkutan tidak mampu mempertahankan perhatian.
b)   Inattantion
Gangguan yang bersangkutan tidak mampu mempertahankan perhatian.

5.     Gangguan Orientasi
a)    Disorientasi waktu
Gangguan yang bersangkutan tidak mampu menjelaskan waktu.
b)   Disorientasi personal/ orang
Gangguan yang bersangkutan tidak dapat mengenali seseorang.
c)    Disorientasi tempat
Gangguan yang bersangkutan tdak dapat menjelaskan tempat.

6.     Gangguan Ingatan
a)    Amnesia (secara singkat dapat disebut hilang ingatan) :
1)    Amnesia Psikogenik (yang disebabkan oleh konfilk batin) :
©         Katathymic
Amnesia yang disebabkan oleh kompleks yang hendak ditekan oleh yang bersangkutan kedalam alam bawah sadar (bersifat parsial).
©      Hysterical
Amnesia yang timbul oleh rasa takut yang luar biasa/ rasa malu (bersifat total).
2)   Amnesia Organik :
©      Retrograde Amnesia
Amnesia yang bersangkutan lupa akan hal-hal yang terjadi sebelum terjadi peristiwa itu.
©      Antregrade Amnesia
Amnesia dimana yang bersangkutan lupa hal-hal yang terjadi sesudah terjadinya kecelakaan.
b)   Dymnesia (secara singkat dapat disebut menyimpan ingatan) :
©      Konfabulasi
Suatu penyimpanan ingatan dimana kekosongan ingatan pada yang bersangkutan diisi oleh ingatan yang baru yang dikarang oleh yang bersangkutan yang tidak benar.
©      Deja Vu
Suau penyimpanan ingatan seolah-olah dia salah pernah berada disuatu tempat itu padahal sebearnya belum pernah.

   7. Gangguan Emosi
a)    Afek
Adalah ekspresi eksternal di emosi yang terlihat di wajah kita. Afek terdiri dari beberapa macam, antara lain :
ü Afek Tumpul : Adalah afek dimana ekspresi afektifnya terbatas.
ü Afek Datar : Adalah afek dimana tidak ada ekspresi afektifnya.
ü Afek Inappropriate Afek/ afek tidak serasi : Adalah gangguan afek dimana ekspresinya berbeda dengan ide-idenya.
b)   Mood
Adalah kondisi internal dari emosi kita. Mood terdiri dari beberapa macam antara lain
ü Eufhoria : Kondisi mood yang berisi kegembiraan atau kebahagiaan tetapi tidak sesuai dengan kenyataan
ü Depresi : Kondisi mood yang sedih, tertekan , tidak bersemangat dan bersifat patologik.

   8. Gangguan Bicara
1.     Gagap
Adalah gangguan bicara dimana bicaranya terputus-putus oleh pengulaan kata-kata biasanya orang itu ingin menyampaikan begitu banyak ide-ide dalam waktu yang sangat terbatas sehingga pembicaraannya terputus.
2.    Mutisma
Adalah gangguan bicara dimana orang itu membisu salah satu contonya : adalah mutisma selektif, dia hanya mau bicara pada orang lainnya.
3.    Neologisma
Adalah satu gangguan dimana yang bersangkutan menciptakan kata-kata sehingga tidak ada pengertian.
4.        Word Salad
Adalah terjadi pencapur aduka kata-kata sehingga tidak ada pengertian.

9.     Gangguan Motorik
Ø  Retardasi Motorik
Adalah suatu gangguan motorik dimana adanya penurunan gerak motorik dan gerakan menjadi lambat.
Ø  Stupor Katatonik
Adalah suatu gangguan yang terjadi penurunan gerak motorik yang sangat hebat dan dapat menyebakan orang yang bersangkutan tidak bisa bergerak sama sekali.
Ø  Agitasi Psikomotorik
Adalah suatu gagguan dimana yang terjadi penigkatan aktifitas motorik yang sangat hebat yag berada di luar kesadaran yang bersangkutan dan menimbulkan kegaduhan.
Ø  Katalepsia
Adalah gangguan motorik dimana yang bersangkutan mempertahankan posisi tubuh tertentu secara kaku dan tidak bisa dirubah.
Ø  Flexibilitas Cerea
Adalah suatu ganggu mempertahankan posisi tubuh tertentu tetapi digerakan/ dibuat oleh orang lain.
Ø  Stereotipi
Adalah gangguan motorik dimana terjadi gerakan motorik yang berulang-ulang dan tidak bertujuan.

SKIZOFRENIA



Skizofrenia adalah satu gangguan jiwa berat yang ditandai oleh gangguan proses fikir, gangguan persepsi, gangguan emosi dan gangguan prilaku.Untuk menentukan apakah seseorang tersebut menderita skizofrenia ada kriteria dianostik yang harus dipenuhi:
1.      Harus ada sedikitnya gejala berikut ini yang amat jelas,biasanya 2 gejala bila gejala tersebut kurang jelas
I.     a. Though instation
 b. Though broud kesting
 c. Though echo (menggema)
 d. Though with drowl
II.a. Waham dikendalikan : Yaitu waham yang dikendalikan kekuatan lain.
b. Waham dipengaruhi : Yaitu waham yang dipengaruhi kekuatan lain.
c. Waham pasif : Yaitu merasa dirinya tidak berdaya terhadap kekuatan
   luar.
III. Halusinasi Pendengaran
Bisa berupa suara yang memberi komentar secara terus menerus tentang perilaku pasien atau suara yang mendiskusikan atau membicarakan perilaku pasien.
IV. Waham menetap lainnya yang menurut budaya setempat dianggap tidak wajar atau mustahil ,misalnya: mampu mengendalikan cuaca.
2.        Paling sedikit 2 gejala dbawah ini yang harus selalu ada secara jelas:
i.      Halusinasi yang menetap dari pancaindra apa saja, apa bila disertai, baik oleh waham yang mengambang maupun yang setengah berbentuk tanpa kandungan afektif yang jelas, baik oleh waham yang mengambang  maupun yang setengah berbentuk kandungan afektif yang jelas.
ii. Arus fikiran yang terputus atau yang mengalami sisipan yang berakibat  inkoherensi yang kita bicarakan atau pembicaraan yang tidak relefan atau Neologisme.
iii.   Perilaku Katatonik
Seperti keadaan gadduh geisah, posisi tubuh tertentu atau Aksibilitas cerea.
iv.    Gejala-gejala negatif
Seperti sikap sangat apatis, bicara jarang, dan respon emosional yang munupul yang tidak wajar, biasanya mengakibatkan penarikan diri dari pergaulan sosial dan menurunya kinerja sosial, tetapi harus jelas bahwa semua hal tersebut tidak disebabkan oleh depresi oleh obat sikotropic.
3.   Adanya gejala-gejala has tersebut diatas,telah berlangsung selama kurun waktu 1 bulan atau lebih.
4.  Harus ada suatu perubahan yang konsisten dan bermakna dalam mutu keseluruhan dari beberapa aspek prilaku pribadi,bermanifestasi sebagai hilangnya minat hidup tak bertujuan, tidak bertujuan, tidak terbuat sesuatu koma, sikap larut dalam diri sendiri dan penarikan diri secara sosial.

MACAM-MACAM SKIZOFRENIA
1.         PARANOID (ISI FIKIRAN)
Kriteria untuk skizofrenia Paranoid :
Memenuhi kriteria umum diagnosa skizofrenia dan sebagai tambahan adanya halusinasi dan atau tanpa waham yang menonjol, halusinasi tersebut berupa suara-suara yang mengancam psien atau memberi perintah atau suara tanpa bentuk misalnya bunyi peluit atau bunyi tertawa. Bisa juga halusinasi itu pembauan atau pengecapan, bersifat seksual. Waham dapat berupa waham apa saja,tetapi yang paling khas ialah waham dikendalikan, waham dipengaruhi, waham pasif atau waham kejaran, gangguan afektif, dorongan kehendak serta gejala katatonik tdak menonjol.
2.        SKIZOFRENIA HEBFRENIK (menonjol arus fikiran berbicara)
Kriteria skzofrenia hebfrenik sebagai berikut :
1.     Memenuhi kriteria umum diagnosis skizofrenia untuk pertama kali hanya ditegakan pada usia remaja atau dewasa muda(15-25 thn awal mula)
2.    Kepribadian premordit: menunjukan diri pemalu dan senang menyendiri
3. Untuk mendiagnosis hebrfrenik: yang meyakinkan umunya diperlukan pengamatan continue selama 2-3 bulan untuk memastikan bahwa gambaran yang har berikut ini benar-benar bertahan :
a. Perilaku yang tidak bertanggung jawab dan tidak dapat diramalkan,ada kecendrungan untuk selalu menyendiri dan pilaku menunjukan tidak adanya tujuan dan hampa perasaannya.
b.  Afek pasien itu dangkal dan tidak wajar  atau tidak serasi,sering disertai oleh cekikikan atau perasaanpuas diri, senyum sendiri, tertawa menyeringai dan kata-kata yang diulang-ulang.
c.  Peroses fikiran mengalami disorganisasipembicaraan tidak menentu dah inkoheren.
4.    Gangguan Afektif dan dorongan kehendak serta gangguan proses fikir: Umumnya menonjol halusinasi dan waham mungkin ada tetapi biasanya tidak menonjol, dorongan kehendak yang bertujuan ditinggalkan, sehingga prilaku penderita memperlihatkan ciri khas yaitu prilaku tanpa tujuan. Adanya suatu preokupasi yang dangkal dan bersifat dibuat-buat terhadap agama, filsafat dan tema abstrak lainnya semakinmempersukar orang memahami jalan fikiran pasien.
3.        SKIZOFRENIA KATATONIK (yang menonjol gerakannya)
Kriteria diagnosa skizofrenia katatonik yaitu :
1.     Memenuhi kriteria umum skizofrenia katatonik umum
2. Satu atau lebih dari prilaku berikut harus mendominasi gambaran klinisnya :
a. Stupor (amat berkurangnya respon/reaksi terhadap lingkungan dn amat berkurangnya gerkan atau aktifitas)
b. Gaduh gelisa (tampak peningkatan aktifitas motorik yang tidak bertujuan,yang tidak dipengaruhu stimulus external)
c.    Menampilkan posisi tubuh tertentu (secara suka rela mengambil dan mempertahankan p0sisi tubuh tertentu yang aneh)
d.   Negatifisme (tampak jelas perlawanan yang tdk bermotif terhadap semua perintah/upaya untuk menggerakan kearah yang berlawanan)
e.  Trigiditas (Mempertahankan posisi tubuh yang kaku untuk melawan upaya menggerakan dirinya)
f. Fleksibilitas serea (Mempertahankan anggota gerak dalam posisi yang dapat dibentuk dari luar)
g.    Gejala-gejala lainya seperti : kepatuhan secara  otomatis terhadap perintah dan pengulangan kata-kata atau kalimat. 
4.     TAK TERINCI
1.     Memenuhi kriteria umum untuk diagnosis skizofrenia.
2. Tidak memenuhi kriteria untuk diagnosis skizofrenia paranoid, herbefrenik, atau katatonik.
3. Tidak memenuhi kriteria untuk skizofrenia residual/depresi pasca skizofrenia.
5.         DEPRESI PASCA SKIZOFRENIA
Kriteria diagnostiknya ialah:
Diagnosis harus ditegakkan hanya kalau:
1.   Pasien telah menderita skizofrenia selama 12 bulan terakhir.
2. Beberapa gejala skizofrenia masih tetap ada tetapi tidak lagi mendominasi gambaran klinisnya.
3. Gejala-gejala depresi menonjol dan memenuhi kriteria episode depresif dan telah ada dalam kurun waktu paling sedikit 2 minggu.
6.        DEPRESI RESIDUAL
Kriteria diagnostiknya
Harus memenuhi:
1.   Gejala negative dari skizofrenia yang menonjol, misalnya:
a.   perlambatan psikomotorik
b.  aktivitas menurun
c.   aspek yang menumpul
d.  sikap pasif dan ketiadaan inisiatif
e.  kemiskinan dalam kuantitas/isi pembicaraan
f. komunikasi non verbal yang buruk misalnya: ekspresi muka, kontak mata, modulasi suara, perawatan diri dan kinerja sosial yang buruk.
2.  Sedikitnya ada riwayat 1 episode psikotik yang jelas di masa lampau yang memenuhi kriteria diagnosis skizofrenia.
3. Sedikitnya sudah melampaui kurun waktu 1 tahun dimana intensitas dan frekuensi gejala yang nyata seperti, waham dan halusinasi telah sangat berkurangdan telah timbul syndrome negative dari skizofrenia.
4.Tidak terdapat dimensia atau gangguan otak organik lain atau depresi kronis yang dapat menjelaskan disabilitas negative tersebut.
7.        SIMPLEKS
Diagnosis skizofrenia simpleks sulit di buat secara meyakinkan karena tergantung pada pemantapan perkembangan yang berjalan perlahan dari gejala negative yang khas dari skizofrenia residual tanpa di dahului riwayat halusinasi, waham, atau manifestasi lain dari episode psikotik. Gangguan ini kurang jelas gejala psikotiknya dibandingkan skizofrenia lainnya